Jumat, 28 November 2008
SAHABAT
Jumat, 14 November 2008
SEBUAH PILIHAN
Minggu, 09 November 2008
DALAM MUNAJATKU
Ya Allah..! Aku tidak melewati malam Jika tangan ketundukan telah terpatri bersujud, bersimpuh dikeharibaan Agung-Mu Mengharap kasih yang tiada bertepi Mengais ridha yang luas dan tak berbatas Menuju-Mu, meluahkan segala ronak kealfaan dan nodanoda dosa Kumohon tangan-Mu meraih taubatku
Ya Allah..!
Aku tidak membiarkan malam berlalu sunyi Bila hati telah khusyu` merasakan manis cinta-Mu Malammalamku terasa ringkas kuhabiskan dengan cucuran airmata taubatku Kau tak pernah lupa memelukku Dalam dekapan karunia yang tak berpenghujung Samudra ampunan-Mu maha luas
Ya Allah..!
Selangkah kumenujumu, seribu langkah Engkau datang Berjalan kumenghampiri, berlari EngKau membalas berlari kumengejarmu-Mu, Engkau amat sangat dekat padaku Lebih dekat dari pikiranku Engkau menjelma dalam bentuk semangat cita cita, ungkapan dan prilaku Engkau maha menggenggam segala yang hidup
Tuhanku..!
Cinta-Mu penghujung pengembaraan ini Kabulkan penggalan episode hidup adalah menuju-Mu Bukankah puncak dari sebuah kehidupan adalah meraih cinta-Mu?
Jadikan hidupku untuk-Mu
Ya Allah..!
Ranting yang patahpun tak lepas dari pengawasan-Mu Angin bertiup tanda tasbih seorang makhluk yang patuh Dedaunan yang jatuh dimusim gugur mengucap syukur Alasan apa bagiku untuk tidak menyebut asma-Mu?
Desah nafas, detak jantung yang memompa darah kesetiap pembulunya nama-Mu tak pernah lepas dari Dzikirku Ia selalu hadir, dengan-Mu hati ini terasa tenang
Ya Allah..!
Kujadikan shalat dan sabar sebagai penolong bagiku Bimbing hamba menuju jalan-Mu Jalan yang Kau anugerahkan nikmat pada mereka, bukan (jalan) orang yang Kau Murka dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Amien.
Shubra, 24 April 2007
KEGELISAHANKU
Setiap aku bangun pagi hari setiap Senin, aku selalu berada dalam kegelisahan. Dalam benakku selalu timbul pikiran, apa yang bisa kukerjakan hari ini, yang bermanfaat dan menghasilkan bagi diriku, bisakah setiap detik yang akan kulalui bermanfaat dan bernilai ibadah disisi Rabbku? Aku hanya bisa berucap Laahhaulawala quwwata illa billah hill’aliyyil’azim.
Telah hampir 9 bulan ini aku jadi pengacara (pengangguran gak banyak acara). Aku keluar dari kerjaan sebelumnya setelah bulan-bulan terkahir aku merasa tidak betah lagi dengan suasana kantor, membawaku ke arah pribadi yang tidak lebih baik dari sebelumnya. Setelah itu hampir setiap minggu aku mulai lagi mengirimkan lamaran-lamaran kerja.
Dua-tiga bulan pertama aku merasakan bosan, jenuh karena tidak ada kegiatan, banyak tidur. Selama aku tidak bekerja ini, aku dibiayai oleh abang, ini sangat kusyukuri karena aku tidak perlu lagi membebani kedua orang tuaku dengan kondisiku.
Tidak ada satupun dari lamaran yang kukirimkan memanggilku untuk tes apakah interviw ataupun tertulis. Aku mencoba bersabar dan tetap mengirimkan lamaran. Di dalam hati setiap kali menuliskan lamaran aku mulai berpikir, kenapa belum ada panggilan, apakah karena usiaku yang memang telah lewat dari 27 tahun? Aku sedih, kecewa, keputusaan, stres, tidak berguna.
Aku merasakan berada pada titik terendah dalam kehidupanku. Pada saat itulah aku teringat abang, sahabat-sahabatku dan orang-orang yang sedang bekerja pada detik tersebut. Mereka berjuang untuk menghidupi diri sendiri dan juga untuk keluarganya sehingga pada saatnya nanti Allah meminta pertanggungjawaban terhadap usia mereka dan dihabiskan untuk apa saja, mereka telah mempunyai jawabannya dan Insya Allah bernilai ibadah disisiNya, sementara aku? Aku tersentak, bagaimana aku harus mempertanggungjawabkan semua waktuku?
Ya Allah yang Maha Mengetahui, selama ini waktuku banyak terbuang begitu saja, jika sedih, stres aku terbiasa larut dengan tidur sebanyak yang aku mau. Aku berada dalam ketakutan terhadap pertanggungjawaban dan timbangan amalku kelak. Alangkah beruntungnya mereka yang bekerja, begitulah pikirku. Aku mulai berdoa agar setiap detik yang kulewatkan bermakna dan bernilai ibadah disisi Allah.
Pikiran dan sangkaanku juga kuubah, yang tadinya setiap menuliskan lamaran aku berpikir apakah masih ada lowongan buatku sesuai kemampuanku, masih maukah perusahaan menerima orang yang di atas 27 tahun dan sebagainya, aku ubah menjadi Allah akan memberikanku pekerjaan sesuai yang kuinginkan.Allah melihatku dan tidak akan menyia-nyiakan kerja keras hambaNya. Dan tidak gelisah lagi... karena kupercayakan setiap langkahku, setiap yang akan kulakukan pada Allah untuk menuntunku..Kupasrahkan padaNya. Ya Allah, jangan pernah tinggalkan aku, walau aku dalam kondisi apapun. Ammiin..
BILA WAKTU TELAH MEMANGGIL
Bila waktu telah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati hanyalah sepi
Sekiranya seperti itulah syair lagu religi yang diciptakan sekaligus dinyanyikan oleh Opick. Lagu yang mampu membuat bulu kuduk saya ikut merinding mendengarnya demi menghayati setiap untaian kata-katanya. Walau begitu saya tidak jera untuk me-replay MP3 yang sering saya dengar di sela-sela aktivitas sehari-hari.
Sesungguhnya tidak ada didunia ini yang paling saya resahkan selain “Kematian”. Ketika kematian pasti akan terjadi pada semua makhluk-Nya yang hidup. Kematian yang selalu menyimpan begitu banyak misteri yang sangat sulit ditembus dengan akal manusia yang sangat terbatas ini.
Dulu saya termasuk orang yang sangat tidak peduli dengan kematian. Saya berpikir kematian itu hal yang lumrah saja dan tidak perlu dipusingkan karena pasti menimpa siapa saja yang hidup. Sampai akhirnya.. Innalillahi wa innalillahi roji'un.. saya harus kehilangan seorang ayah tercinta (semoga almarhum diampuni semua dosa-dosanya). Allah Subhana wata'ala masih berkenan mengingatkan saya melalui perpisahan itu. Hati saya sedih karena perpisahan itu harus saya alami tanpa diberi kesempatan untuk bertemu yang terakhir kalinya, karena waktu itu saya masih harus tinggal di Hong Kong.
Tepat dibulan Ramadhan tahun 2006 ayah berpulang, meninggalkan kami semua. Pukulan yang cukup membuat saya tersadar akan arti kehidupan dan kematian. Begitu kehilangan dan merasa sangat berdosa karena sebagai anaknya saya merasa belum pernah mampu membahagiakannya apalagi membalas jasa-jasa beliau semasa hidupnya.
Belum lama saya harus belajar menerima kehilangan ayah, kembali saya harus mendapatkan kabar meninggalnya seorang teman saya yang belum lama bekerja di Taiwan, disinyalir kematiannya itu karena sakit yang dideritanya semenjak di Indonesia. Dia seorang teman yang saya kenal saat masih sama-sama bekerja di Hong Kong. Tidak terlalu dekat namun sempat akrab beberapa saat menjelang kepulangannya ke Indonesia dulu sampai akhirnya dia mendaftarkan diri untuk mencoba peruntungannya di negeri Taiwan itu. Cita-citanya untuk berikhtiar agar bisa merubah hidupnya harus kandas karena ajal tidak bisa ditunda untuk segera menjemputnya.
Melalui kejadian itu semua, saya mulai tergugah untuk lmulai membaca-baca buku pengetahuan tentang kehidupan setelah kematian. Saya mulai mencari-cari buku yang bisa membantu saya meredakan rasa penasaran saya tentang apa sebenarnya yang terjadi setelah kematian menimpa, setelah nafas terhenti dan jantung tak berfungsi lagi. Ketika jasad mulai ditimbun dengan tanah, lantas jasad itu benar-benar sendiri dan hanya berteman dengan amalan-amalan semasa hidupnya. Sering pula saya ketakutan membayangkan bila hal serupa menimpa saya padahal saya merasa belum siapkan diri dengan amalan yang ada. Namun semua adalah kuasa-Nya. Tidak ada daya kita untuk menolaknya.
Kini saya semakin menyadari cinta Allah Subhana wata’ala kepada saya, sampai detik ini masih diberikan kesempatan untuk terus memperbaiki diri dari semua dosa yang pernah saya lakukan. Sampai detik ini diberi-Nya kemudahan untuk terus bermunajad memohon ampunan dan syawal ini, semoga dosa-dosa terampuni dan kembali menjadi hamba yang fitrah . Amin amin ya rabbal ‘alamin..
"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan." (Q.S.AL MUNAAFIQUUN (ORANG-ORANG MUNAFIK) ayat 11)